Me, You and Daisy 🌻 JenSoo - Hujan 🌧 (2024)

 

# JENNIE POV #

No I won't fill your mind
With broken promises and wasted time
And if you fall, you'll always land right in these arms
These arms of mine

Don't act like it's a bad thing to fall in love with me
'Cause you might look around and find your dreams come true, with me
Spent all your time and your money just to find out that my love was free
So don't act like it's a bad thing to fall in love with me, me
It's not a bad thing to fall in love with me, me
Not such a bad thing to fall in love with me ~

Jisoo masih menatapku sambil tersenyum sambil menyelesaikan lagunya. Aku yakin muka ku pasti memerah karena dia tatap begitu. Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah kertas yang ada di meja sekarang.

Aku tidak mau dia meledekku nanti setelah dia kembali. Aku mulai menggambar apa yang ada di otakku.

"Wah gambarmu bagus sekali, Jen..." Aku kaget ketika tiba-tiba Jisoo bersuara di sampingku.

"Astaga Jisoo, kau mengagetkanku!"

Jisoo menautkan alisnya. "Aku daritadi sudah disini Jen... Kau saja yang terlalu fokus dengan kegiatanmu."

"Ah, maaf. Aku memang begitu kalau sedang menggambar..." Aku lalu merapihkan alat gambarku.

"Loh, kenapa tidak diselesaikan dulu? Tidak apa... Aku sudah memesan makan untuk kita, kau lapar bukan?" Jisoo menyeringai, aku hanya menganggukan kepalaku kemudian kembali menggambar.

Aku bisa merasakan kalau Jisoo menatapku dalam, terkadang tersenyum sendiri. Lau aku melihat dia mengeluarkan ponselnya dan memotretku. Aku langsung menatap kearahnya.

"Kenapa mengambil gambarku? Jangan buat yang aneh-aneh ya!" Mataku melotot menatapnya.

"Hahaha. Tidak Jen... Aku hanya mau menyimpannya..." Jisoo tersenyum, lalu aku merasakan tangannya menyikap rambutku dan menyelipkannya di telingaku.

Jisoo.... Berhenti membuat mukaku memerah...

Aku kembali melanjutkan gambarku agar Jisoo tidak melihat pipiku yang pasti sudah memerah ini. Sedikit lagi gambarnya selesai aku fikir jadi tidak apa aku mendiami nya.

"Nah. Ini sudah selesai..." Kataku sambil membersihkan bekas penghapus agar gambarnya terlihat bersih.

Jisoo melihat nya, senyumnya mengembang lebar. "Jen, ini bagus sekali..."

Aku menggambar kami saat kedua kali kami bertemu, aku berjalan disamping Jisoo dengan Jisoo yang menuntun sepedah ku, ada bagian kecil yang membuat Jisoo mengusapkan jarinya.

"Memori waktu itu ya.. Pertama kali kita bertemu lagi. Kau aku sepeda dan headset ku" Jisoo lalu menatapku dalam. "Boleh untukku, Jen? Ini bagus sekali.. Akan aku pajang di dinding kamarku.."

Aku hanya menganggukkan kepala ku. Dia masih menatapku sambil tersenyum.

"Maaf, ini untuk pesanannya..."

Untung saja waiter datang menyajikan pesanan Jisoo.

"Makan ya, Jen..." Jisoo memberikanku sepiring Spaghetti aglio O lio.

Aku hanya mengangguk, lalu mulai memakan makananku. Seperti biasa, kami makan dengan hening. Jisoo pasti akan meminta untuk diam selama makan. Setelah selesai makan kami memutuskan untuk pulang, sudah agak larut.

"Aku pamit dengan temanku dulu ya, Jen. Sebentar..." Jisoo kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah samping panggung. Aku merapihkan peralatan menggambarku dan memasukannya ke tas.

"Sudah? Mari kita pulang.." Jisoo mengulurkan tangannya, lalu kami keluar cafe dengan berpegangan tangan.

Aku tidak keberatan begini sampai rumah.. Hehehe

Setelah itu Jisoo mengantarku ke rumah dengan motor nya. Tapi di tengah jalan aku merasakan ada tetesan air mengenai helm dan jaketku.

"Wah Jen, akan turun hujan sepertinya.. Apa kita mau berteduh? " Tanya Jisoo memecah keheningan kami.

"Berteduh dulu saja.. Akan lebat sepertinya.." Jisoo lalu menepikan motornya ke toko yang sudah tutup. Turun dari motor kami segera berlari karena hujan yang turun mulai deras.

"Yah, hujan..." Jisoo terlihat kesal.

"Tidak apa, Jisoo.. Aku suka hujan. Nah itu ada tempat duduk, mari kita duduk di sana.." Aku menarik tangan Jisoo dan duduk bersebelahan dengan ku.

Jisoo duduk di sebelahku. "Baik, untung saja ada kau ya.. "

"Maksudmu?" Aku menoleh kearah Jisoo.

"Hahaha, tidak.. Aku hanya senang hari ini ada kau menemani aku, Terima kasih sekali lagi, Jen..."

Aku tidak menjawab hanya tersenyum kepadanya. Lalu kami banyak bercerita, Jisoo bercerita tentang dirinya dan mimpi - mimpinya.

"Appa-ku ditipu besar-besaran, Jen.. Oleh sahabatnya sendiri, kami sungguh tidak menyangka hal itu.. Semuanya habis. Toko Eomma ku bahkan harus disita bank." Jisoo menatap nanar ke depan.

"Sampai Keluarga Park menolong kami. Papa Park ingin kami menjalankan usaha restoran yang ingin mereka buka, tapi jauh di luar kota. Kakakku ikut dengan mereka, membantu Appa dan Eomma. Untung saja aku bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliahku, jadi bisa meringankan orang tuaku. Dan Chaengi memintaku untuk tinggal bersama mereka, jadi aku bisa menghemat biaya lagi."

Lalu Jisoo menatapku. "Gimana kalau kau kuliah di kampusku, Jen? Di kampus ku ada Jurusan Seni Rupa. Jadi kita bisa bersama terus.. Hehe.. Sayang kalau kemampuan mu hanya sekedar dijadikan hobi.."

"Aku tidak ingin menyusahkan Appa dan Eomma.."

"Kau bisa mengajukan beasiswa... Nanti aku bantu urus.. Kau lihat Jen, keluargaku menjalankan usaha yang berawal dari hobi, begitu pula dengan orang tuamu kan?"

Aku hanya mengangguk.

"Maaf Jen kalau aku terkesan ikut campur.. Tapi, aku hanya menyayang kan bakatmu yang luar biasa itu kalau hanya sekedar jadi hobi.. Aku yakin kau bisa membangun galeri mu sendiri nanti.."

Aku benar-benar tersihir oleh tatapan matanya. Kata-kata nya pun membuat aku berfikir. Jisoo benar juga, Appa dan Eomma membuka usahanya dari hobi.

CTAAAARRRRRR

Tiba-tiba suara petir mengagetkan ku.

"AAAA AAAAKKK KK" Tanpa sadar aku memeluk Jisoo. Kepalaku sudah berlindung di ceruk lehernya, tanganku sudah memeluk dia dengan erat.

Lalu tangan Jisoo memelukku dan menepuk2 punggungku. "Ssssttt.. Ada aku, tidak perlu takut.."

Sampai aku merasakan sebelah tangan Jisoo memegang dagu ku dan mengharapkannya ke arah mukanya. Jarak kami begitu dekat. Aku bisa merasakan nafas nya menderu di wajahku. Ujung hidung kami menempel. Jantungku benar-benar tidak karuan. Tatapan Jisoo begitu dalam, lalu aku melihat Jisoo mulai memejamkan matanya, memiringkan kepalanya.

Chup ~

Aku terdiam benar-benar tidak bisa berfikir sekarang. Jisoo menciumku? Mencium bibirku? Aku masih membuka mataku, masih melihat benar-benar wajah sempurna nya memerah. Aku yakin pipiku juga jelas sudah memerah.

Apa ini mimpi? Aku harus berbuat apa sekarang? Ini pertama kalinya untukku. Bibir Jisoo begitu lembut. Apa aku harus membalas ciumannya? Tapi aku tidak tau harus apa?

*To Be continued*

Nyosor bae lu Chu! Wkwk

Me, You and Daisy 🌻 JenSoo - Hujan 🌧 (2024)
Top Articles
Latest Posts
Article information

Author: Otha Schamberger

Last Updated:

Views: 6605

Rating: 4.4 / 5 (55 voted)

Reviews: 94% of readers found this page helpful

Author information

Name: Otha Schamberger

Birthday: 1999-08-15

Address: Suite 490 606 Hammes Ferry, Carterhaven, IL 62290

Phone: +8557035444877

Job: Forward IT Agent

Hobby: Fishing, Flying, Jewelry making, Digital arts, Sand art, Parkour, tabletop games

Introduction: My name is Otha Schamberger, I am a vast, good, healthy, cheerful, energetic, gorgeous, magnificent person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.